Gambar Ilustrasi
Dibandingkan menulis, berbicara lebih mudah dilakukan. Setiap
pembicaraan pasti ada maksud-tujuan yang hendak disampaikan, baik itu
pembicaraan secara langsung maupun melalui media elektronik (teknologi). Saking
mudahnya dilakukan, orang ketika berbicara seringkali kebablasan, bahkan tak
menggunakan etika. Akibatnya, banyak kebencian dan permusuhan terjadi.
Bagaimanakah sesungguhnya etika berbicara yang dianjurkan dalam
Islam?
Pertama, ketika seorang Muslim berbicara hendaknya hanya untuk kebaikan
(ma'ruf). Allah SWT berfirman, "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisik-bisik mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)
memberi sedekah atau berbuat ma'ruf…" (QS An-Nisa [4]: 114).
Kedua, jangan membicarakan semua apa yang didengar. Sebab, bisa
jadi semua yang didengar itu menjadi dosa. Rasulullah SAW bersabda,
"Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang, yaitu apabila ia membicarakan
semua apa yang telah ia dengar." (HR Muslim).
Ketiga, berbicaralah tanpa ada rasa menggunjing (ghibah).
"Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain." (QS
Al-Hujarat [49]: 12). Menggunjing orang lain sangat dilarang dalam Islam.
Sebab, orang yang menggunjing itu tidak lebih baik dari yang digunjing.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain karena bisa jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang
mengolok-olok…" (QS Al-Hujarat [49]: 11).
Keempat, berbicaralah seperlunya saja. Jangan membicarakan sesuatu
yang tidak berguna. Rasulullah bersabda, "Termasuk kebaikan Islam-nya
seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna." (HR Ahmad dan
Ibnu Majah). Kelima, berbicaralah dan jangan mendebat. Sabda Nabi, "Aku
adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari
pertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar." (Muttafaq 'Alaih).
Keenam, berbicara dengan tidak memaksakan diri. "Dan
sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari
kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih,
dan orang-orang yang sombong." (HR At-Tirmidzi).
Ketujuh, berbicaralah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Aisyah
RA pernah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah apabila membicarakan suatu
pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat
menghitungnya." (Muttafaq 'Alaih).
Sejatinya, Islam tidak melarang manusia untuk berbicara. Berbicara
justru sangat dianjurkan jika mengandung manfaat dan kebaikan. Tetapi
sebaliknya, sangat dilarang jika pembicaraan itu mengandung keburukan dan
penyesatan. "Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir hendaknya
ia berbicara yang baik-baik atau diam." (Al-Hadis).
#kawuloalit
Posting Komentar