UPDATE POST

17/09/16

Panduan Ajuan Keaktifan Kolektif (S25a) Oleh Kepala Madrasah Pada Simpatika

Sebelum melakukan Keaktifan Kolektif PTK (S25a), silakan perhatikan hal-hal berikut:

1. Pastikan semua PTK telah melakukan prosedur keaktifan di login masing-masing (Bintang 4 Kuning/cetak kartu digital).

2. Data beban tugas mengajar setiap Guru yang tertulis di dokumen ajuan Keaktifan Kolektif (S25a) otomatis diisikan oleh sistem berdasarkan Isian Jadwal Kelas Mingguan.

3. Pastikan data siswa telah ditambahkan pada masing-masing kelas di madrasah/sekolah Anda

4. Cetak ajuan Keaktifan Kolektif hanya bisa dilakukan melalui login Kepala Madrasah/Sekolah masing-masing. Untuk itu pastikan sekolah Anda telah meiliki Kepala Madrasah/Sekolah aktif baik definitif atau Plt. Pengaktifan Kepala Madrasah/Sekolah hanya bisa dilakukan oleh Admin Kemenag/Dinas setempat.

5. Setelah dicetak harap diparaf oleh setiap PTK sebagai tanda bukti persetujuan dari setiap PTK sebelum diajukan ke Admin Kemenag/Dinas.

6. Admin Kemenag/Dinas akan mencetak S25b sebagai Tanda Bukti penerimaan ajuan keaktifan kolektif S25a.

7. Setelah Admin Kemenag/Dinas menyetujui (S25b) maka setiap Kepsek dapat mencetak Kartu Digital PTK Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui login PTK Kepsek masing-masing.

8. Setelah Admin Kemenag/Dinas menyetujui (S25b) maka data riwayat mengajar setiap Guru dipermanenkan otomatis oleh sistem. Silakan cetak Portofolio masing-masing untuk melihat detil riwayat mengajarnya di semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.


Berikut panduan singkat Ajuan Keaktifan kolektif oleh Kepala Madrasah/Sekolah :

1. Pilih Login PTK/Admin pada http://simpatika.kemenag.go.id/ 

2. Setelah berhasil login, pilih layanan SIMPATIKA PTK.



3. Selanjutnya, pada beranda Kepala Sekolah akan ditampilkan data status keaktifan.   Pastikan Anda telah memenuhi syarat dan prasyarat untuk melakukan ajuan verval keaktifan. Jika prasyarat telah terpenuhi (centang hijau), klik Ajukan Verval.  


4. PTK Berhasil Diaktifkan untuk periode berjalan & Ajuan Keaktifan PTK Madrasah/Sekolah Anda telah berhasil disimpan. Silakan menekan tombol “Cetak” untuk mencetak tanda bukti pengajuan VerVal Madrasah/Sekolah Anda.

5. Berikut contoh lembar formulir Surat Ajuan Keaktifan PTK Kolektif (S25a). 



6. Serahkan lembar S25a tersebut ke Kemenag/Dinas setempat untuk disetujui ajuan Anda. (Pastikan tiap lembar tersebut telah dibubuhi tanda tangan kepala madrasah/sekolah dan distempel).

7. Jika ajuan verval keaktifan Anda telah disetujui kemenag/dinas, silakan Cetak kartu digital Anda. Pilih menu Keaktifan Diri pada login PTK Anda dan klik Cetak Kartu.klik cetak kartu




8. Selamat, Ajuan Keaktifan Kolektif Madrasah/Sekolah Anda telah disetujui dan aktif pada semester berjalan.cetak kartu




Selamat Mencoba. [Sang Pembelajar]

Dikutip : http://bantuan.siap-online.com/

12/09/16

Khutbah Idul Adha : Lima Pilar Kesalehan Keluarga


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر 9×
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ، مِنْ غَيْرِ الأُمَم، وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.
الَلَّهُمَّ صَلِّ وَاُسَلِّمُ عَلَى حَبِيْبِناَ المُصْطَفَى، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةْ، وَأَدَّى الأَمَانَةْ، وَنَصَحَ الأُمَّةْ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ.
اَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ!

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Pagi ini kita berkumpul di sini, merapatkan jiwa dan raga, menadahkan hati untuk cucuran rahmat Ilahi. Pagi ini kita berkumpul di sini, bertakbir, membesarkan nama Allah, agar terpatri sampai ke relung hati bahwa hanya Allah Yang Maha Besar, selain-Nya adalah kecil di hadapanNya. Permasalahan sebesar apapun, menjadi kecil di hadapan keagungan kekuasaanNya. Musuh yang kuat, menjadi lemah di hadapan kekuatanNya yang tiada berbatas. Mari bertakbir dengan jiwa, lisan dan raga kita dengan sepenuh hati.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Ketika kita bertakbir dengan penuh bahagia di sini, kita perhatikan di tepian dunia yang lain di sana kesedihan masih mencengkram. Tapi takbir masih menggema di Jalur Gaza, suriah dan kamp-kamp pengungsian di Turki dan negara sekitarnya di Eropa dengan optimisme atas pertolongan Allah ‘Azza Wajalla.
Takbir pun masih menggema di Gaza, Palestina, diselingi dentuman bom dan letusan peluru, terutama di wilayah Masjidil Aqsha yang telah diambil alih paksa oleh agressor Israel laknatullah. Takbir juga masih bergema di Indonesia yang selalu dibayangi hantu koruptor yang bergentayangan, di tengah kabut asap yang menyapu wilayah Sumatera Kalimantan, dan kolaborasi antek-antek asing yang hendak menghancurkan budaya, sistem dan tatanan bangsa. Ya, takbir masih menggema dengan hentakan iman di dada-dada kita.
Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita tidak mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan segala kenikmatan dari Allah swt untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi dari rasa syukur itu, salah satunya adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik. Allah swt berfirman:
 “Inna A’thoina kalkautsar fasholi lirobbika wanhar”
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).

            Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat-sahabat dan para penerus risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari kiamat nanti.
            Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana,  di sini kita pun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat idul Adha ini dan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Itu semua dalam rangka pembuktian totalitas penghambaan kita kepada Allah swt.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Salah satu yang amat kita butuhkan dalam hidup ini adalah mendapatkan figur-figur teladan yang menjadi acuan dan menginspirasi perubahan besar dalam kehidupan kita. Karena itu, Allah swt menjadikan Nabi Ibrahim as dan keluarganya sebagai figur teladan sepanjang masa, bahkan tidak hanya kita yang harus meneladaninya, tapi Nabi Muhammad saw juga harus meneladaninya, Allah swt berfirman:
“Qod kanat lakum uswatun hasanatun fii ibrohima walladzina ma'ah”
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah [60]:4).
Satu dari sekian banyak keteladanan dari Nabi Ibrahim as dan keluarganya adalah memiliki kesalehan keluarga yang luar biasa. Kesalehan keluarga artinya adalah keluarga yang bisa berjalan dengan baik sesuai kaidah agama, harmonis, dan keberadaannya dibuktikan dengan manfaat yang bisa dirasakan oleh banyak orang.
Oleh karena itu, terwujudnya kesalehan keluarga menjadi sesuatu yang amat penting agar perjalanan keluarga bisa berlangsung sebagaimana yang diharapkan, sebagai bangunan utama yang menopang tegaknya peradaban Islam di muka bumi.
Dalam kaitan ini, paling tidak ada lima pilar kesalehan keluarga yang harus dimiliki oleh setiap keluarga.
Pilar Pertama, memiliki kemandirian nilai dan berpegang teguh kepada akidah Islam yang lurus. Keluarga muslim yang saleh berarti memiliki nilai-nilai Islam yang menjadi landasan berkeluarga dan arah kehidupannya. Suatu keluarga disebut memiliki kesalehan yang kuat manakala berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam dalam menjalani kehidupan meskipun berhadapan dengan kendala yang berat dan lingkungan sosial kultur yang tidak Islami. Memiliki kemandirian nilai tidak hanya dia melaksanakan ajaran Islam di lingkup keluarganya, tapi berusaha meluruskan segala yang tidak Islami di lingkup sosialnya. Kepekaan sosial yang dilandasi Tauhid yang murni adalah tolok ukur yang sahih bagi keluarga yang saleh.
Keluarga Ibrahim as sukses menanamkan nilai-nilai Tauhid dan syariah kepada istri dan anak-anaknya. Namun lebih dari itu, bagi Nabi Ibrahim as siapapun yang menyimpang dari ajaran Allah harus diluruskan, termasuk orang tuanya sendiri dan masyarakat kebanyakan yang keliru, memilih jalan kesesatan menyimpang dari Tauhid, sebagaimana firman Allah swt:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً ۖ إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (QS An’am [6]:74).

Dalam rangka menanamkan nilai-nilai keislaman yang kokoh di dalam keluarga, Allah swt telah menggariskan agar orang tua muslim menerapkan sistem pendidikan Rabbaniah bagi diri dan anak-anaknya. System pendidikan Rabbani yang holistic itu dirangkum dalam rumusan 3 T yaitu:Tilawah (menggemakan bacaan ayat-ayat Allah yang tertulis di Al-Qur’an dan yang terhampar di alam raya), Ta’lim (mengajarkan nilai-nilai Qur’an dan Sunnah serta Iptek) dan Tazkiyah (membentuk karakter diri dengan internalisasi akhlakul karimah dalam laku lampah), yang tertuang secara tersurat dalam doa Nabi Ibrahim dan Ismail,

“Robbana wab'ast fiihim rosuulaminhum yatluu 'alaihim 'ayatika wayu'allimuhumul
kitaba wal hikmata wayuzakkihim, innaka antal 'aziizulhakim”
Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah [2]: 129)
Dalam kehidupan kita sekarang ini dengan pengaruh globalisasi yang sedemikian besar, memiliki kemandirian nilai dan komitmen akidah menjadi perkara yang amat penting, karena sesama anggota keluarga memang tidak bisa saling mengawasi setiap saat, bahkan tingkat kesibukan yang tinggi membuat anggota keluarga sulit berkomunikasi meskipun alat-alat komunikasi sudah semakin canggih.
Diperlukan kontrol yang ketat, muhasabah setiap hari di dalam keluarga kita agar anak-anak kesayangan kita tidak terpapar oleh virus-virus berbahaya yang menggerogoti akidah dan akhlak mereka di lingkungan sekolah dan pergaulannya. Jadilah orang tua seperti Nabi Ya’kub as yang selalu gelisah dan menyiapkan putra-putranya dengan pertanyaan: “Maa Ta’buduuna min ba’di?” apa yang kelak akan kalian ibadahi setelah aku wafat nanti?
Dalam hal ini, Orang tua wajib memantau dan menegakkan sanksi bagi anak-anak yang malas beribadah shalat 5 waktu, mengajarinya membaca Qur’an, disamping membimbing mereka belajar di rumah secara disiplin. Anak-anak kita harus ditanamkan akidah yang kokoh, sehingga bisa membedakan mana akidah yang sahih berdasarkan Qur’an dan Sunnah Nabi, dari ajaran yang batil, sesat dan menyimpang.
Demikian pula pengokohan akhlakul karimah, supaya keluarga kita menjauhi kemaksiatan dan siaran-siaran televisi yang pertontonkan pornografi, pornoaksi, kekerasan, keculasan, gaya hidup hedonisme dan konsumtif. Jangan biarkan anak-anak kita ikut arus berpacaran dan berhubungan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Jangan pernah menjadi orang tua yang senang berbuat dosa lalu menularkan virus maksiat kepada putra-putrinya, Rasulullah saw bersabda: “Tiga golongan yang Allah haramkan mereka itu masuk sorga, yaitu peminum khamr (miras), orang yang durhaka kepada orang tuanya, dan orang yang berbuat dayuts, yaitu orang yang menanamkan perbuatan dosa dan maksiat pada keluarganya” (HR. Nasa’I dari Ibnu ‘Umar RA).
Hasil yang dipetik dari kokohnya akidah dan syariah di tengah keluarga kita, sebagai bentuk kaderisasi keimanan, adalah tersambungkannya jalinan kasih keluarga hingga akhirat kelak, berkumpul di dalam jannah-Nya, amiin. Sesuai firman Allah swt:
 (At-Thuur: 21). 
Yang artinya : dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka[1426], dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
 (Al-Mu’min: 8). Yang artinya : Ya Tuhan Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Jamaah Sekalian Yang Dimuliakan Allah swt.

Pilar Kedua yang harus dimiliki keluarga muslim agar memiliki kesalehan yang baik adalah kemandirian ekonomi. Setiap manusia membutuhkan makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berkendaraan dan sebagainya hingga pengembangan diri. Untuk memenuhi semua itu, dibutuhkan dana dalam jumlah yang cukup dan didapatkan dengan cara yang halal. Karena itu, setiap keluarga, khususnya bapak atau suami harus mampu mengembangkan keluarganya untuk memiliki kemandirian dibidang ekonomi.
Dalam ibadah haji, selain ada Thawaf yang melambangkan kedekatan kepada Allah swt, ada ibadah yang namanya Sa’i yang secara harfiyah berarti usaha, yakni usaha untuk memenuhi segala yang diubutuhkan dan harus dicapai. Siti Hajar berusaha mencari apa yang bisa dikonsumsi untuk Ismail putranya, dengan berjalan dan berlari dari bukit Shafa ke Marwa. Karenanya berusaha secara halal sangat mulia dan mengemis sangat hina, apalagi mencuri dan korupsi untuk menafkahi keluarga, na’udzu billahi min dzalik. Ayah yang menafkahi keluarganya dari harta, uang dan sumber-sumber ekonomi yang haram, jelas-jelas menjadi ayah pendurhaka kepada Allah, Rasul, dan keluarganya. Rasulullah saw bersabda:

Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim).
Pendidikan anti-korupsi memang harus diawali dari lingkungan keluarga, dengan menerapkan nafkah yang halal buat keluarga. Sehingga kelak bangsa kita terbebas dari jeratan korupsi, agar kemakmuran dapat dinikmati seluruh rakyat tanpa kecuali.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Hadirin Yang Dirahmati Allah swt.
Ketiga, pilar yang harus dimiliki menuju kesalehan keluarga adalah ketahanan menghadapi goncangan keluarga. Kehidupan keluarga tidak lepas dari berbagai goncangan yang bisa membahayakan keluarga. Ada konflik suami-isteri, ketidakharmonisan antara menantu dengan mertua bahkan dengan orang tuanya sendiri, hubungan orang tua dengan anak atau sebaliknya yang tidak menyenangkan, campur tangan keluarga besar dalam menghadapi persoalan keluarga sampai pengaruh tetangga atau masyarakat sekitar yang tidak selalu baik dalam perjalanan keluarga.
Kunci utama untuk memperkokoh kesalehan keluarga dalam situasi seperti ini adalah konsolidasi suami isteri dan orang tua dengan anak. Ketika ada hal-hal yang kurang menyenangkan dari isteri atau sebaliknya isteri terhadap suami, maka seseorang harus berpikir dan belajar untuk tetap berinteraksi secara baik, begitu pula antara orang tua dengan anak dan anak dengan orang tua. Disinilah pentingnya untuk memperlakukan keluarga dengan baik sebagaimana Rasulullah saw bersabda:

Sebaik-baik kamu adalah yang yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku (HR. Ibnu Asakir).
Dalam kaitan dengan keluarga Nabi Ibrahim as, salah satu yang amat penting untuk kita ambil sebagai pelajaran adalah terbangunnya suasana dialogis dalam pendidikan keluarga, sehingga meskipun Nabi Ibrahim as sudah meyakini adanya perintah menyembelih anaknya Ismail dan ini tinggal dilaksanakan, tapi ternyata Nabi Ibrahim berdialog dengan Ismail, bahkan meminta pendapatnya. Sementara Ismail dengan akhlaknya yang mulia, hasil pendidikan Rabbani ayahnya, mengemukakan pendapat yang mengagumkan sebagaimana diceritakan di dalam Al Qur’an:
“Falamma balagho ma’ahus sa’ya qola ya bunayya inniiii arofil manami anniii adzbahuka fandhur madzaataro, qola yaa abatif’al matu’maru, satajidu nii insyaallahu minasshobiriin”
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.( QS Ash Shaffat [37]: 102)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dirahmati Allah swt.
Pilar Keempat yang harus dimiliki agar keluarga memiliki kesalehan adalah keuletan dan ketangguhan dalam memainkan peran sosial. Kesalehan seorang muslim tidak hanya bersifat pribadi dalam arti ia menjadi baik hanya untuk kepentingan diri dan keluarganya, tapi keshalehannya juga harus ditunjukkan dalam bentuk keshalehan sosial. Hal ini karena di dalam Islam ada dua hubungan yang harus dijalin, yakni hubungan vertikal kepada Allah swt yang biasa disebut dengan hablum minallah dan hubungan horizontal kepada sesama manusia dan sekitarnya yang disebut dengan hablum minannas.

Kehidupan masyarakat kita, baik dalam skala kecil maupun besar menghadapi begitu banyak persoalan yang menuntut pemecahan dan jalan keluar. Karena itu, keluarga seharusnya bisa memainkan peran sosial di masyarakat sehingga keberadaannya bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak dan ini akan membuatnya menjadi keluarga terbaik, Rasulullah saw bersabda:
 “Khoirunnasi anfa’uhum linnasi”
Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain  (HR. Qudha’i dari Jabir ra).
Karena itu, keberadaan kita seharusnya bukan hanya bisa menyumbang persoalan, tapi seharusnya menjadi bagian dari solusi atau jalan keluar dari berbagai persoalan hidup, sehingga harus kita lakukan apa yang disukai Allah swt. Lebih rinci,  Rasulullah saw bersabda:
Amal yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah: rasa gembira yang engkau resapkan ke dalam hati muslim atau memecahkan suatu masalah darinya atau membayarkan utangnya atau mengusir rasa laparnya (HR. Ibnu Abi Dunya dan Thabrani).
Dengan peran sosial yang besar itulah, maka kita akan menjadi bahan pembicaraan yang baik setelah wafat, karena itu, Nabi Ibrahim as berharap demikian, beliau berdoa:
“Robbi habli hukman waalhiqni bissholihin, waj’alli lisana sidqin fiil akhirin, waj’alnii minwarotsati jannatinna’im”
Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83–85)
Bahkan prestasi Nabi Ibrahim dan keluarganya yang terbesar adalah mewariskan konsep ketauhidan yang murni kepada anak cucunya dan masyarakat dunia sehingga terwujud ummat muslim yang patuh kepada hukum Allah, sesuai harapan dan doa beliau. Allah merekamnya,
“Robbana waj’alna muslimaini laka wamin dzurriyyatinaa umatam muslimatal laka, wa arina manasikana watub ‘alaina innaka antat tawwaburrohim”
Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah [2]: 128)

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dirahmati Allah swt.
       
Yang terakhir atau kelima diantara pilar kesalehan keluarga adalah mampu menyelesaikan problema yang dihadapi. Menjalani kehidupan keluarga seringkali berhadapan dengan berbagai problema, jangankan kehidupan keluarga, kehidupan pribadi saja tidak pernah sepi dari persoalan. Kadangkala satu persoalan belum bisa dipecahkan namun sudah muncul lagi persoalan berikut yang bisa jadi lebih berat. Dalam situasi menghadapi problema hidup, sangat penting bagi insan keluarga untuk terus mengokohkan ketaqwaan kepada Allah swt sebab dalam kamus kehidupan orang bertaqwa tidak ada istilah jalan buntu dalam arti persoalan tidak bisa dipecahkan, Allah swt berfirman:
“wamayattaqilaha yaj'allahu makhroja, wa yar zuqhu haitsu layahtasib.”
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS At Thalaq [65]:2-3).
Selain itu pula, keluarga muslim yang saleh, setelah berusaha maksimal dalam menyelesaikan problem hidup, tetap berserah diri dengan total dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Tawakkal adalah salah satu kunci kesuksesan keluarga muslim,
Kehidupan masyarakat kita sekarang dengan tantangan yang sedemikian berat menuntut kehadiran keluarga yang memiliki kesalehan yang baik sehingga diharapkan akan lahir masyarakat dengan kesalehan yang baik karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan bangsa.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa pupuk kesadaran diri kita untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT, dimanapun dan kapanpun, baik dalam lingkup keluarga kita, masyarakat kita dan bangsa kita secara luas. Karena ketakwaan hamba kepada Allah adalah tujuan utama disyariatkannya ibadah shalat, puasa, zakat, haji dan berkurban. Bukankah Allah menyatakan tujuan kita berpuasa adalah agar kita bertakwa (Qs. Al-Baqarah: 183)? Demikian pula ibadah qurban tidak akan diterima Allah kecuali dari orang-orang yang bertakwa kepadanya “innama yataqabbalullahu minal muttaqin”(Qs. Al-Maidah: 27), “lan yanalallaha luhumuha wa la dima’uha wa lakin yanaluhu attaqwa minkum” (bukanlah daging dan darah hewan-hewan kurban itu yang sampai kepada Allah, melainkan ketakwaan kita yang dipandang oleh-Nya, Qs. Al-Hajj: 37).

Akhirnya, marilah kita akhiri ibadah shalat Idul Adha pada hari ini dengan berdoa semoga amalan- amalan kita senantiasa mendapatka ridho dari Allah SWT:


اَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ والحمد لله رب العالمين...
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ،
اَللّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ الْحِساَبِ وَمُحْزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ والَصَلِّيْبِيِّيْنَ الظَّالِمِيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ وَالرَّأْسُمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَ اْلإِشْتِرَاكَيِّيْنَ وَالشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ وَنَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ تَحْرِيْرَ بِلاَدِ فَلَسْطِيْنِ وَاْلأَقْصَى، وَالْعِرَاقِ، وَالشَّيْشَانَ، وَأَفْغَانِسْتَانَ، وَسَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ نُفُوْذِ الْكُفَّارِ الْغَاصِبِيْنَ وَالْمُسْتَعْمِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَ التُّقَى وَ الْعَفَافَ وَالْغِنَى نَاتِجَةً مِنْ صِيَامِنَا وَ اجْعَلْهُ شَافِعًا لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ بِهَا اْلإِسْلاَمَ وَاَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَ اجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ بِإِقَامَتِهَا بِإِذْنِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أنْجِزْ لَنَا مَا وَعَدَنَا عَلَى رَسُوْلِكَ مِنْ عَوْدَةِ الْخِلاَفَةِ الرَّاشِدَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، وَاجْعَلْنَا، وَذُرِيَّاتِنَا مِمَّنْ أَقَامَهَا بِأَيْدِيْنَا..
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ أَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



03/09/16

Pertemuan rutin KKG MI Alfarabi Giriwoyo dan Giritontro



Giriwoyo ~ Ngancar, Sabtu (03/09) KKG MI Alfarabi 2 kecamatan Giriwoyo dan Giritontro mengadakan pertemuan rutin sebulan sekali, bertempat di MIM Ngancar lokasi pertemuan di Balai dusun Glonggong depan MIM Ngancar.

Sebelum acara di mulai di pertontonkan seni tari kelinci, pembacaan hafalan Al-Qur'an, pembacaan puisi dan gerak lagu. Agenda pertemuan KKG di mulai pukul 10.00 WIB, di karenakan Jadwal Masing- masing MI harus masuk sekolah dulu sebelum berangkat ke KKG MI.

Bertindak sebagai petugas hari ini adalah MIM Kuwang, karena bulan lalu berketempatan sebagai tuan rumah KKG. Agenda acara di mulai pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Pembacaan Ayat suci Al-Qur'an, Kultum yang di bawakan oleh kepala madrasah MI Kuwang Syarif Usman, S.Pd.I kemudian di lanjutkan Pengenalan profil MIM Ngancar oleh Bu Harmini, S.Pd.I selaku kepala MIM Ngancar.


Selanjutnya agenda inti KKG Al Farabi yang di pimpin langsung oleh ketua KKG MI Al Farabi Ahmad Widodo, M.Pd.I, banyak hal yang di bahas demi kemajuan Madrasah di lingkungan kecamatan Giriwoyo dan Giritontro. Dimana ada 11 Madrasah, 3 MIM di Giritonro dan 11 MIM di Giriwoyo. Bravo Madrasah.

Editor : SoelisAbineNAura

01/09/16

Kemenag Wonogiri Gelar Sosialisai Penguatan Tenaga Pengolahan Data Emis



Wonogiri, (01/09/16) Kantor Kementrian Agama Kabupaten Wonogiri Mengadakan Sosialisasi Penguatan Tenaga Pengolah Data Pendidikan Pada Pendidikan Madrasah, bertempat di Rumah Makan Saraswati (Masakan Jawa). Acara ini di hadiri 80 peserta dari MI/ MTs dan Ma baik Negeri Maupun Swasta yang ada di Wonogiri.

Kegiatan Sosialisasi ini di agendakan sampai pukul 15.00 WIB, terbagi menjadi 3 sesi. dalam sambutannya Kasi Pendidikan Madrasah Kabupaten Wonogiri Ahmad Farid, M.Si yang juga sebagai ketua penyelenggara Sosialisasi ini mengatakan dari 80 Peserta yang hadir berasal dari sudut- sudut wilayah di Kab Wonogiri. Tapi antusias peserta yang hadir sangat besar sehingga acara bisa dimulai dengan tepat waktu. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah : 
  1. Menguatkan dan mengoptimalisasikan Tenaga Pengolahan Data Pendidikan Pada Pendidikan Madrasah
  2. Menyiapkan tenaga- tenaga Operator Emis yang handal, profesional dan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik.  Tutur Ahmad Farid, M.Si

Pada Kesempatan kali ini, PLT Kepala Kemenag Kab Wonogiri Bapak Muslim Umar juga menyampaikan bahwasannya “Data itu sesuatu yang penting dan sulit, oleh karenanya perlu keseriusan semuanya untuk dikerjakan dengan baik, karena data ini sebagai sumber data dan akan terintegrasi dari Kabupaten, wilayah dan pusat”.



“Di era globalisasi saat ini dukungan data yang valid, sangat diperlukan untuk mempercepat data yang akurat dan tepat waktu di setiap organisasi seperti pendidikan Madrasah di Kab Wonogiri makanya harus didukung dengan data yang baik dari masing- masing instansi pendidikan. Data Emis sebagai acuan penerimaan BOS, Penerimaan Kartu Indonesia Pintar dan Sarana Prasana di sekolah lembaga masing- masing”. Ucap PLT Kemenag Kab Wonogiri yang juga sebagai Kepala Kemenag di kabupaten Sukoharjo ini.

Acara Sosialisasi Penguatan Tenaga Pengolah Data Pendidikan Pada Pendidikan Madrasah sangat di perlukan bagi Para Operator sekolah atau lembaga di bawah naungan Kemenag karena minimnya Informasi yang di peroleh dan SDM dari masing- masing Operator yang tidak sama makanya perlu disamakan persepsi dan pandangan terkait pengerjaan Data Emis.




Editor : SoelisAbineNaura

Ikuti Facebook Kami!!

 
Copyright © 2014 Sang Pembelajar. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates